Tokoh Kita

Tokoh Kita : dr. Wahidin Sudirohusodo

Hai #TemanPemilih, hari ini KPU Kab. Temanggung mengajak teman semua untuk mengenal lebih jauh sosok salah satu tokoh Bangsa Indonesia, yaitu dr. Wahidin Sudirohusodo dr. Wahidin Sudirohusodo adalah penggagas berdirinya salah satu organisasi pergerakan nasional tertua di Indonesia, yakni Boedi Oetomo (Budi Utomo).  Beliau lahir di Sleman pada 7 Januari 1852 dan merupakan lulusan STOVIA Batavia (sekarang menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia). Karena kecerdasannya, beliau menyelesaikan pendidikan di STOVIA hanya dalam 22 bulan, dimana sebenarnya sekolah telah menetapkan standar masa pendidikan selama 3 tahun.  Beliau percaya bahwa untuk bisa melepaskan diri dari penjajahan, rakyat harus cerdas. Untuk itulah salah satunya beliau menggagas ide program dana pelajar, yang kini kita kenal dengan istilah program beasiswa, untuk membantu anak-anak cerdas bangsa yang tak mampu bersekolah. Selain itu beliau melontarkan gagasan bahwa diperlukan adanya organisasi pergerakan untuk memajukan pendidikan dan meninggikan martabat bangsa, ide ini yang mendasari pendirian Budi Utomo oleh dr. Sutomo dan para pelajar STOVIA lainnya pada 20 Mei 1908, yang hingga kini kita peringati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.  Sikap kepedulian dan keprihatinan dr. Wahidin atas penderitaan serta keterpurukan bangsanya sejatinya sudah tumbuh sejak lama. Untuk menyuarakan perjuangan dan menggugah kesadaran kebangsaan masyarakat, beliau membuat majalah berkala yaitu Retno Dhoemilah pada Mei 1895. Selepas menyelesaikan pendidikan di STOVIA, beliau sempat bekerja sebagai Asisten Guru disana. Namun kemudian beliau memutuskan kembali ke Yogyakarta, dan mulai memberikan layanan pengobatan gratis bagi rakyat.  Untuk menyebarluaskan ide beliau terkait pendidikan, kebangsaan dan perjuangan melepaskan diri dari penjajahan, dr. Wahidin aktif berkeliling serta menyampaikan gagasan pada para priyayi, pangreh praja dan tokoh masyarakat lain di berbagai kota di Jawa.  dr. Wahidin Sudirohusodo wafat pada 26 Mei 1917 dan dimakamkan di Mlati, Sleman. Beliau dianugerahi gelar pahlawan nasional pada 6 November 1973. Nama beliau diabadikan menjadi nama Masjid Agung di Kabupaten Sleman, DIY.  Itulah kisah Tokoh Kita kali ini, nantikan kisah dari tokoh-tokoh lainnya yang akan dibagikan di media sosial KPU Kab. Temanggung #kpu #komisipemilihanumum #kputemanggung #tokohkita #demokrasi #sejarah #dokterwahidin #wahidinsudirohusodo #budiutomo #pergerakannasional #kebangkitannasional

Tokoh Kita : K.H. Samanhudi

Hai #TemanPemilih, hari ini KPU Kab. Temanggung mengajak teman semua untuk mengenal lebih jauh sosok salah satu tokoh Bangsa Indonesia, yaitu K. H. Samanhudi K. H. Samanhudi tercatat sejarah sebagai pendiri organisasi pergerakan nasional tertua di Indonesia, yakni Sarekat Dagang Islam (SDI).  Beliau lahir di Surakarta pada 8 Oktober 1868. Saat muda beliau sempat menimba ilmu agama di beberapa pondok pesantren, baik di Jawa Tengah hingga Jawa Barat, termasuk di ponpes K. H. Zainal Musthofa Tasikmalaya.  Ketika mulai berdagang, muncul kesadaran pada diri beliau bahwa penjajah Belanda melalui pemerintah Hindia Belanda menerapkan diskriminasi terhadap para pedagang pribumi. Hal tersebut yang mendorong beliau mendirikan Sarekat Dagang Islam (SDI) pada 16 Oktober 1905, dengan tujuan untuk menghimpun dan membela kepentingan para pedagang pribumi yang sebagian besar adalah pemeluk agama Islam.  Pada kongres SDI di 10 September 1912 diadakan perubahan nama SDI menjadi Sarekat Islam (SI), dengan pertimbangan bahwa keanggotaannya tidak lagi terbatas hanya dari golongan pedagang. Pada akhirnya SI akan berkembang pesat, bukan hanya menjadi organisasi pergerakan agama, ekonomi dan sosial, namun juga dalam bidang politik yang mengobarkan semangat juang rakyat dalam melawan penindasan kolonialisme dan imperialisme.  Salah satu bentuk perjuangan SI adalah dengan menerbitkan surat kabar Oetoesan Hindia yang menyuarakan banyak catatan kritis terhadap pemerintahan Hindia Belanda.  Pada tahun 1916, SI dengan tegas menyatakan bahwa mereka bercita-cita menyatukan seluruh penduduk Indonesia sebagai suatu bangsa yang berdaulat (merdeka).  Ketika pemerintah Hindia Belanda mulai mengizinkan berdirinya partai politik pada tahun 1917, SI berhasil mengirim 2 tokohnya yakni H. O. S. Tjokroaminoto dan Abdoel Moeis untuk duduk di Volksraad (parlemen Hindia Belanda).  SI makin berkembang setelah berubah nama menjadi Partai Sarekat Islam (PSI) pada kongres tahun 1923, dan menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII) pada kongres tahun 1929. Salah satu tokoh populernya saat itu adalah H. Agus Salim dan Abikoesno Tjokrosoejoso (suatu saat menjadi Anggota Panitia Sembilan BPUPKI dan Menteri Perhubungan RI pertama). PSII inilah yang tercatat sejarah turut menjadi peserta Pemilu 1955 di era Orde Lama, hingga Pemilu 1971 di era Orde Baru.  K. H. Samanhudi wafat di Sukoharjo pada 28 Desember 1956 dan dianugerahi gelar pahlawan nasional pada 9 November 1961. Itulah kisah Tokoh Kita kali ini, nantikan kisah dari tokoh-tokoh lainnya yang akan dibagikan di media sosial KPU Kab. Temanggung #kpu #komisipemilihanumum #kputemanggung #tokohkita #demokrasi #sejarah #samanhudi #sarekatdagangislam #sarekatislam

Tokoh Kita : Jenderal TNI (Purn) H. Rudini

Hai #TemanPemilih, hari ini KPU Kab. Temanggung mengajak teman semua untuk mengenal lebih jauh sosok salah satu tokoh Bangsa Indonesia, yaitu Jenderal TNI (Purn) H. Rudini Jenderal Rudini tercatat sejarah sebagai Ketua pertama Komisi Pemilihan Umum (KPU) , lembaga penyelenggara Pemilu yang dibentuk pada era Reformasi untuk menggantikan peran Lembaga Pemilihan Umum (LPU). Beliau lahir di Malang pada 15 Desember 1929. Karier militer beliau melesat ketika ditunjuk menjadi Pangkostrad pada 1981, kemudian menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat pada 1983, hingga akhirnya menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri pada 1988. Jabatan Mendagri tersebut juga membuat beliau mengemban amanah sebagai Ketua LPU, yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pemilu Tahun 1992. Saat menjabat Mendagri, tepatnya pada tahun 1990 Jenderal Rudini membentuk APDN (Akademi Pemerintahan Dalam Negeri), lembaga pendidikan yang kini telah berubah nama menjadi IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri).  Jenderal Rudini dilantik oleh Presiden Habibie sebagai ketua pertama KPU pada tanggal 11 Maret 1999. KPU periode pertama ini beranggotakan 48 orang yang berasal dari unsur perwakilan parpol peserta Pemilu dan 5 orang dari unsur perwakilan pemerintah.  Jenderal Rudini wafat di Jakarta pada 21 Januari 2006 dan dimakamkan di TMPN Kalibata. Itulah kisah Tokoh Kita kali ini, nantikan kisah dari tokoh-tokoh lainnya yang akan dibagikan di media sosial KPU Kab. Temanggung #kpu #komisipemilihanumum #kputemanggung #tokohkita #demokrasi #sejarah #rudini #jenderalrudini

Tokoh Kita : Jenderal TNI (Purn) Amir Machmud

Hai #TemanPemilih, hari ini KPU Kab. Temanggung mengajak teman semua untuk mengenal lebih jauh sosok salah satu tokoh Bangsa Indonesia, yaitu Jenderal TNI (Purn) Amir Machmud Jenderal Amir Machmud adalah Ketua pertama Lembaga Pemilihan Umum (LPU) , lembaga penyelenggara Pemilu yang dibentuk rezim Orde Baru untuk menggantikan peran Panitia Pemilihan Indonesia (PPI). Beliau lahir di Cimahi pada 21 Februari 1923 dan mengawali karier kemiliteran dengan bergabung di PETA saat masa penjajahan Jepang. Saat berkarier di militer ini beliau menjalin kedekatan dan menjadi salah satu orang kepercayaan Soeharto di berbagai operasi militer. Nama Amir Machmud dikenal luas sebagai salah satu dari 3 jenderal yang menjadi saksi dan bahkan mendorong dilaksanakannya penandatanganan naskah Surat Perintah 11 Maret (SP 11 Maret) oleh Presiden Sukarno di Istana Bogor. Saat itu beliau menjabat sebagai Pangdam V/Jaya. Saat rezim Orde Baru akhirnya berkuasa di negeri ini, Jenderal Amir Machmud ditunjuk menjadi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) pada 9 Januari 1969 menggantikan Jenderal Basuki Rahmat (juga salah satu dari 3 jenderal saksi SP 11 Maret) yang wafat mendadak. Posisi sebagai Mendagri tersebut yang membuat beliau bertindak sebagai Ketua LPU, karena adanya ketentuan jabatan Ketua LPU dirangkap oleh Mendagri. Pada tahun 1969 beliau membuat kebijakan untuk melarang PNS terlibat dalam politik, tetapi mendorong mereka untuk memilih salah satu peserta Pemilu sebagai tanda kesetiaan kepada pemerintah. Sebanyak 3 kali Pemilu, yakni Pemilu 1971, 1977 dan 1982 diselenggarakan selama beliau menjabat Ketua LPU. Jenderal Amir Machmud mengundurkan diri dari jabatan Ketua LPU pada tahun 1982, ketika terpilih menjadi Ketua MPR/DPR RI. Saat diketuai beliau, MPR menganugerahkan Presiden Soeharto gelar sebagai Bapak Pembangunan. Beliau wafat di Cimahi pada 21 April 1995 pada usia 72 tahun dan dimakamkan di TMPN Kalibata Jakarta Itulah kisah Tokoh Kita kali ini, nantikan kisah dari tokoh-tokoh lainnya yang akan dibagikan di media sosial KPU Kab. Temanggung #kpu #komisipemilihanumum #kputemanggung #tokohkita #demokrasi #sejarah #lpu #lembagapemilihanumum #amirmachmud #sp11maret

Tokoh Kita : Raden Sukri Hadikusumo

Hai #TemanPemilih, hari ini KPU Kab. Temanggung mengajak teman semua untuk mengenal lebih jauh sosok salah satu tokoh Bangsa Indonesia yaitu Raden Sukri Hadikusumo,  R. Sukri Hadikusumo atau yang sering ditulis S. Hadikusumo adalah Ketua Panitia Pemilihan Indonesia (PPI) , lembaga cikal bakal Komisi Pemilihan Umum (KPU).  Beliau lahir di Probolinggo pada 17 Mei 1905, merupakan lulusan sekolah pamongpraja Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren (OSVIA). Pada masa Hindia Belanda, beliau bekerja menjadi panitera di Pengadilan Negeri Banyumas dan Pengadilan Negeri Probolinggo.  Setelah Indonesia merdeka, beliau mengawali kiprah politik dengan bergabung di Partai Nasional Indonesia (PNI), kemudian menjabat sebagai Ketua Komite Nasional Banyumas, hingga terpilih menjadi Anggota Komite Nasional Indonesia Pusat, dan menjadi Anggota DPR di masa Republik Indonesia Serikat (RIS).  Nama S. Hadikusumo cukup populer karena Mosi Hadikusumo yang beliau ajukan di sidang parlemen pada 12 Januari 1951. Isi mosi tersebut adalah tuntutan agar pemerintah segera mencabut PP No. 39 Tahun 1950 tentang DPRD Sementara (DPRDS) dan membubarkan DPRD yang telah terbentuk menurut PP tersebut, serta segera mengganti PP tersebut dengan UU Pemilihan yang demokratis.  Mosi akhirnya diterima pemerintah, dan berujung demisionernya Kabinet Natsir, digantikan Kabinet Sukiman Wirjosandjoyo.  S. Hadikusumo diangkat menjadi Ketua PPI pada masa pemerintahan Perdana Menteri Ali Sastroamidjoyo melalui Keppres No. 188 Tahun 1953, dan secara resmi dilantik bersama para Anggota PPI lainnya oleh Presiden Sukarno di Istana Negara pada 28 November 1953. PPI bekerja di Kantor Pemilihan Pusat yang berada di Jalan Pintu Air No. 1, Jakarta.  Pemerintah melalui lembaga ini berhasil menyelenggarakan Pemilu Tahun 1955 untuk memilih anggota DPR pada 29 September 1955, dan untuk memilih anggota Konstituante pada 15 Desember 1955 Pemilu Tahun 1955 adalah sebuah kontestasi demokrasi pertama Republik Indonesia, yang hingga kini diakui sebagai salah satu pemilu paling demokratis yang pernah diselenggarakan dalam sejarah Bangsa kita.  Presiden Sukarno melantik Anggota PPI periode kedua pada 1958 untuk mempersiapkan penyelenggaraan Pemilu kedua, dan S. Hadikusumo masih menjabat Ketua PPI hingga tahun 1967. PPI kemudan diberi kantor baru dengan nama Gedung Lambang Demokrasi, di Jalan Matraman Raya No. 40, Jakarta.  Itulah kisah Tokoh Kita kali ini, nantikan kisah dari tokoh-tokoh hebat lainnya yang akan dibagikan di media sosial KPU Kab. Temanggung #kpu #komisipemilihanumum #kputemanggung #tokohkita #demokrasi #sejarah #pemilu1955

Tokoh Kita : Joko Widodo

Hai #TemanPemilih, hari ini KPU Kab. Temanggung mengajak teman semua untuk mengenal lebih jauh sosok salah satu tokoh Bangsa Indonesia, Presiden Joko Widodo Bapak Joko Widodo atau yang populer dengan nama Pak Jokowi adalah Presiden RI ketujuh (2014-2024). Beliau adalah presiden kedua yang terpilih melalui Pilpres langsung oleh rakyat, sekaligus presiden kedua yang menjabat selama 2 periode pasca reformasi. Pak Jokowi lahir di Surakarta pada 21 Juni 1961. Beliau meniti karier politik sejak terpilih menjadi Walikota Surakarta pada tahun 2005, berlanjut terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012, hingga akhirnya terpilih menjadi Presiden RI pada tahun 2014. Pasangan Jokowi-JK memenangkan Pilpres 2014 dengan perolehan suara 53.15%, kemudian pada Pilpres 2019 pasangan Jokowi-Ma'ruf berhasil menang dengan perolehan suara 55.50%. Pada era Presiden Jokowi, pemerintah terlihat fokus pada pemerataan pembangunan infrastruktur di berbagai wilayah Indonesia. Beliau terkenal dengan gaya komunikasi 'blusukan' untuk menyapa langsung masyarakat dan mendengarkan aspirasi. Beberapa kebijakan monumental yang dilakukan Pak Jokowi saat menjabat presiden selama dua periode diantaranya penggabungan kementerian menjadi Kementerian PUPR dan Kementerian LHK, pengesahan UU Ciptaker, program KIP, penanganan pandemi Covid-19, nasionalisasi aset beberapa perusahan multinasional seperti Freeport, Total dan Chevron, pembangunan IKN, proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung, dan berbagai pembangunan infrastruktur seperti jalan tol, bandara, pelabuhan, jembatan, bendungan, serta jalur kereta api Itulah kisah Tokoh Kita kali ini, nantikan kisah dari tokoh-tokoh hebat lainnya yang akan dibagikan di media sosial KPU Kab. Temanggung #kpu #komisipemilihanumum #kputemanggung #tokohkita #presidenjokowi #jokowi

Populer

Tokoh Kita : Mr. R. Achmad Soebardjo

Tokoh Kita : Soegondo Djojopoespito