Tokoh Kita

Tokoh Kita : Mr. R. Achmad Soebardjo

Hai #TemanPemilih, hari ini KPU Kab. Temanggung mengajak teman semua untuk mengenal lebih jauh sosok salah satu tokoh Bangsa Indonesia, yaitu Mr. R. Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo Achmad Soebardjo adalah pahlawan nasional yang lahir di Karawang pada 23 Maret 1896. Di usia muda beliau sudah aktif di Jong Java, hingga sempat mengetuai Perhimpunan Indonesia saat kuliah. Beliau berhasil menyelesaikan studi hukum di Universitas Leiden Belanda pada 1933. Beliau menjadi salah satu anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemedekaan Indonesia (BPUPKI), bahkan termasuk dalam keanggotaan Panitia Sembilan yang bertugas untuk merumuskan dasar negara Indonesia.Beliau adalah penggagas paragraf pertama Pembukaan UUD 1945, "Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan". Beliau juga kembali terlibat sebagai anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).  Pada 16 Agustus 1945 ketika barisan pemuda membawa Sukarno dan Hatta ke Rengasdengklok, Achmad Soebarjo adalah sosok yang berhasil menjemput beliau berdua dan memberi jaminan pada para pemuda dengan mempertaruhkan nyawa beliau, bahwa kemerdekaan Indonesia akan diproklamirkan di Jakarta tanggal 17 Agustus 1945 selambat-lambatnya pk 11.30 WIB. Kemudian pada penyusunan naskah Proklamasi, beliau adalah perumus kalimat pertama, "Kami Bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia". Setelah Indonesia merdeka, Achmad Soebardjo ditunjuk presiden untuk mengetuai Panitia Kecil yang bertugas menyusun organisasi pemerintah pusat, termasuk jumlah menteri yang akan dilantik. Beliau kemudian dipercaya menjadi Menteri Luar Negeri pertama. Beliau juga merupakan pengusul diadakannya Rapat Raksasa di Lapangan Ikada.  Di masa tua, beliau  mengabdikan diri menjadi Guru Besar di Fakultas Kesusasteraan Universitas Indonesia. Mr. R. Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo wafat di Jakarta pada 15 Desember 1978 dan dimakamkan di Cipayung, Bogor Itulah kisah Tokoh Kita kali ini, nantikan kisah dari tokoh-tokoh lainnya yang akan dibagikan di media sosial KPU Kab. Temanggung #kpu #komisipemilihanumum #kputemanggung #tokohkita #demokrasi #sejarah #achmadsoebardjo #pergerakannasional #perjuangankemerdekaan #foundingfathers #bpupki #panitiasembilan #menteriluarnegeri

Tokoh Kita : dr. KRT. Radjiman Wedyodiningrat

Hai #TemanPemilih, hari ini KPU Kab. Temanggung mengajak teman semua untuk mengenal lebih jauh sosok salah satu tokoh Bangsa Indonesia, yaitu dr. KRT. Radjiman Wedyodiningrat dr. KRT. Radjiman Wedyodiningrat adalah pahlawan nasional yang lahir di Yogyakarta pada 21 April 1879 dan merupakan keponakan dari dr. Wahidin Soedirohoesodo. Beliau menyelesaikan studi kedokteran di STOVIA pada Desember 1898 di usia 20 tahun, dan melanjutkan belajar kedokteran di Belanda, Jerman, Perancis, Inggris hingga Amerika. Setelahnya beliau diangkat oleh Sri Susuhunan Pakubuwana X menjadi dokter Kraton Kasunanan Surakarta dan bertugas pada berbagai rumah sakit di Surakarta, hingga memprakarsai dibangunnya apotek Panti Hoesodo dan rumah sakit Panti Rogo milik kraton. dr. Radjiman adalah salah satu pendiri dan pernah mengetuai Boedi Oetomo, hingga menjadi anggota Volksraad mewakili organisasi tersebut. Beliau juga turut aktif dalam pendirian Partai Indonesia Raya (Parindra) bersama dr. Soetomo. Pada 29 April 1945, beliau terpilih sebagai Ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekan Indonesia (BPUPKI). Sidang-sidang BPUPKI menghasilkan berbagai pondasi penting Negara Indonesia, seperti bentuk negara kesatuan, bentuk pemerintahan republik, dasar negara Pancasila, rancangan konstitusi UUD, wilayah negara, bendera nasional, bahasa nasional dan lain sebagainya. Pasca pengeboman Hiroshima dan Nagasaki oleh sekutu, pada 9 Agustus 1945 Sukarno, Hatta dan Radjiman terbang ke Vietnam menemui Marsekal Terauchi untuk mendapatkan janji kemerdekaan Indonesia. Setelah Indonesia merdeka, dr. Radjiman ikut aktif menjadi anggota KNIP, DPA, hingga memimpin sidang DPRS pertama setelah dibubarkannya RIS pada 1950. dr. KRT. Radjiman Wedyodiningrat wafat di Ngawi pada 20 September 1952 dan dimakamkan di Sleman, berdekatan dengan makam dr. Wahidin Soedirohoesodo. Itulah kisah Tokoh Kita kali ini, nantikan kisah dari tokoh-tokoh lainnya yang akan dibagikan di media sosial KPU Kab. Temanggung #kpu #komisipemilihanumum #kputemanggung #tokohkita #demokrasi #sejarah #radjiman #pergerakannasional #kebangkitannasional #dokterradjiman #bpupki

Tokoh Kita : Soegondo Djojopoespito

Hai #TemanPemilih, hari ini KPU Kab. Temanggung mengajak teman semua untuk mengenal lebih jauh sosok salah satu tokoh Bangsa Indonesia, yaitu Soegondo Djojopoespito Soegondo Djojopoespito adalah salah satu penting, di balik pelaksanaan Kongres Pemuda Indonesia II yang melahirkan Sumpah Pemuda. Beliau lahir di Tuban pada 22 Februari 1905. Saat masa sekolah, beliau sempat mondok di rumah H. O. S. Tjokroaminoto di Surabaya (yang mempertemukan beliau dengan Sukarno) dan rumah Ki Hajar Dewantara di Yogyakarta. Sejak tahun 1925 beliau mulai berkuliah di Rechtshoogeschool te Batavia (sekarang Fakultas Hukum Universitas Indonesia). Soegondo mendirikan Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI) dan sudah turut serta pada Kongres Pemuda Indonesia I tahun 1926. Pada Kongres Pemuda Indonesia II tahun 1928 beliau terpilih menjadi ketua kongres. Kandidat ketua lain adalah Mohammad Yamin, yang akhirnya bertindak sebagai sekretaris dan Amir Syarifuddin sebagai bendahara. Kongres Pemuda Indonesia II pada 28 Oktober 1928 menghasilkan Sumpah Pemuda yang secara ringkas disebut Trilogi: Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa. Pada kesempatan itu pula untuk pertama kalinya Lagu Kebangsaan Indonesia Raya diperdengarkan oleh W. R. Soepratman. Setelah peristiwa Sumpah Pemuda, di tahun 1928 Soegondo mendirikan Perguruan Rakyat di Jakarta. Kemudian sejak tahun 1930 beliau ikut mengajar di Perguruan Taman Siswa, sekaligus aktif di PNI yang dipimpin Sukarno. Pada 1934 Soegondo sempat ditangkap dan kemudian dilarang mengajar oleh pemerintah Hindia Belanda akibat sikap kritisnya. Pasca Proklamasi Kemerdekaan RI, beliau ikut aktif sebagai Anggota BP-KNIP, hingga ditunjuk menjadi Menteri Pembangunan Masyarakat pada 1949. Pada 1950 setelah RIS dibubarkan, beliau memilih untuk pensiun di usia 46 tahun dan hidup di Yogyakarta. Presiden Sukarno pernah menawari beliau berbagai posisi jabatan, namun beliau menolaknya. Soegondo Djojopoespito wafat di Yogyakarta pada 23 April 1978 dan dimakamkan di Pemakaman Keluarga Besar Taman Siswa. Kemenpora RI mengabadikan nama beliau pada gedung pertemuan pemuda Wisma Soegondo Djodjopoespito Cibubur. Itulah kisah Tokoh Kita kali ini, nantikan kisah dari tokoh-tokoh lainnya yang akan dibagikan di media sosial KPU Kab. Temanggung #kpu #komisipemilihanumum #kputemanggung #tokohkita #demokrasi #sejarah #soegondo #pergerakannasional #kebangkitannasional #SumpahPemuda2025

Tokoh Kita : Mohammad Tabrani Soerjowitjitro

Hai #TemanPemilih, hari ini KPU Kab. Temanggung mengajak teman semua untuk mengenal lebih jauh sosok salah satu tokoh Bangsa Indonesia, yaitu Mohammad Tabrani Soerjowitjitro Mohammad Tabrani Soerjowitjitro adalah salah satu penerima gelar pahlawan nasional Indonesia dan tercatat sejarah sebagai Ketua Kongres Pemuda Indonesia I. Beliau lahir di Pamekasan pada 10 September 1904. Saat mengenyam pendidikan menengah, beliau sudah bergabung dalam organisasi pergerakan rahasia bernama Orde der Dienaren van Indie. Organisasi yang mengusung visi kemerdekaan Indonesia ini beranggotakan 50-an orang, termasuk Mohamad Yamin, Supomo, Tirtawinata dan Sarmidi Mangunsarkoro. Selepas menyelesaikan pendidikan di sekolah pangreh praja OSVIA Bandung (sekarang IPDN), beliau berkarier sebagai jurnalis hingga melanjutkan studi jurnalistik di Universitas Koln Jerman. Mohammad Tabrani yang menjadi salah satu tokoh Jong Java kemudian menjadi penggagas sekaligus Ketua Kongres Pemuda Indonesia I yang mempertemukan seluruh organisasi pemuda di Indonesia, diadakan di Batavia pada 30 April-2 Mei 1926. Dalam pembahasan konsep Sumpah Pemuda, beliau mengusulkan penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, yang bertentangan dengan argumen Mohammad Yamin yang ingin menggunakan Bahasa Melayu. Menurut Mohammad Tabrani, jika sudah mempunyai Tanah Air Indonesia, maka Bangsa Indonesia bahasanya juga harus Bahasa Indonesia. Perdebatan di antara keduanya tak mencapai titik temu, hingga harus diadakan Kongres Pemuda Indonesia II di tahun 1928 yang akhirnya menyetujui usulan Mohammad Tabrani. Sejarah mencatat, beliau telah menyelipkan istilah "Bahasa Indonesia" di artikel berbagai surat kabar sejak 10 Januari 1926, sebelum pelaksanaan Kongres Pemuda Indonesia I. Di tahun 1930 beliau mendirikan Partai Ra'jat Indonesia (PRI), dan melalui surat kabar yang beliau pimpin, beliau ikut menyuarakan dukungan terhadap Petisi Soetardjo tahun 1936 yang menuntut Pemerintah Hindia Belanda mengizinkan penggunaan Bahasa Indonesia di Volksraad dan memberi kesempatan pada Bangsa Indonesia untuk membentuk parlemen sendiri. Karena keaktifannya dalam dunia jurnalistik, beliau terpilih menjadi Ketua Perdi (Persatuan Djurnalis Indonesia) pada 1939. Pasca Indonesia merdeka, beliau ikut aktif menjadi Anggota KNIP, sempat mengelola surat kabar Suluh Indonesia milik Partai Nasional Indonesia (PNI), kemudian bersama Mr. Wilopo mendirikan Institut Jurnalistik & Pengetahuan Umum di Jakarta, ikut aktif dalam upaya pendirian Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), hingga berperan dalam perancangan UU Pers. Mohammad Tabrani Soerjowitjitro wafat di Jakarta pada 12 Januari 1984 dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir. Pemkab Pamekasan mengabadikan nama beliau sebagai nama jalan, perpustakaan daerah, GOR dan taman. Itulah kisah Tokoh Kita kali ini, nantikan kisah dari tokoh-tokoh lainnya yang akan dibagikan di media sosial KPU Kab. Temanggung #kpu #komisipemilihanumum #kputemanggung #tokohkita #demokrasi #sejarah #mtabrani #mohammadtabrani #pergerakannasional #kebangkitannasional #bahasaindonesia #sumpahpemuda

Tokoh Kita : Abdurrahman Baswedan

Hai #TemanPemilih, hari ini KPU Kab. Temanggung mengajak teman semua untuk mengenal lebih jauh sosok salah satu tokoh Bangsa Indonesia, yaitu Abdurrahman Baswedan Abdurrahman Baswedan atau yang lebih populer disebut A. R. Baswedan adalah seorang keturunan Arab yang menjadi salah satu penerima gelar pahlawan nasional Indonesia dan merupakan pendiri Partai Arab Indonesia (PAI). Beliau lahir di Surabaya pada 9 September 1908. Saat mengenyam pendidikan di Madrasah Al Irsyad Jakarta, beliau berguru langsung pada Syaikh Ahmad Surkati. Saat masa sekolah di Hadramaut School Surabaya, beliau juga banyak berguru pada K. H. Mas Mansoer yang saat itu menjabat Ketua Cabang Muhammadiyah Surabaya. Sejak muda dan ketika menjadi jurnalis, A. R. Baswedan aktif membuat tulisan di berbagai surat kabar yang mengkritisi ketidakadilan pemerintah Hindia Belanda. Beliau kemudian mendirikan Partai Arab Indonesia yang awalnya bernama Persatoean Arab Indonesia (PAI) pada 4 Oktober 1934 dan menyerukan orang-orang keturunan Arab di Indonesia agar bersatu membantu perjuangan kemerdekaan Indonesia, serta mengajak untuk menganut asas kewarganegaraan ius soli: dimana saya lahir, disitulah tanah air saya. PAI adalah organisasi yang mempelopori penggunaan kata sapaan "saudara" dalam rapat, menggantikan penggunaan kata "tuan" yang lazim saat itu. Pada masa revolusi kemerdekaan, beliau turut menyiapkan para pemuda keturunan Arab untuk ikut bertempur secara fisik melawan Belanda, dengan memberikan pelatihan semi militer di barak-barak. Menjelang Indonesia merdeka, A. R. Baswedan turut aktif menjadi anggota BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia), hingga berlanjut menjadi anggota KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) setelah proklamasi kemerdekaan. Beliau kemudian ditunjuk sebagai Menteri Muda Penerangan RI, dan menjadi delegasi diplomatik pertama negara ini yang ditugaskan untuk melobi dan mendapatkan pengakuan kemerdekaan RI dari negara-negara Arab. Pada Pemilu 1955 beliau terpilih menjadi anggota Konstituante mewakili Partai Masyumi. A. R. Baswedan wafat di Jakarta pada 16 Maret 1986 dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir. Itulah kisah Tokoh Kita kali ini, nantikan kisah dari tokoh-tokoh lainnya yang akan dibagikan di media sosial KPU Kab. Temanggung #kpu #komisipemilihanumum #kputemanggung #tokohkita #demokrasi #sejarah #arbaswedan #partaiarabindonesia #pergerakannasional #kebangkitannasional

Tokoh Kita : Liem Koen Hian

Hai #TemanPemilih, hari ini KPU Kab. Temanggung mengajak teman semua untuk mengenal lebih jauh sosok salah satu tokoh Bangsa Indonesia, yaitu Liem Koen Hian Liem Koen Hian adalah seorang keturunan Tionghoa yang menjadi salah satu tokoh pergerakan nasional dan pendiri Partai Tionghoa Indonesia (PTI). Beliau lahir di Banjarmasin pada 3 November 1897. Beliau berkarier sebagai seorang jurnalis di berbagai surat kabar yang kerap mengkritisi kebijakan pemerintah Hindia Belanda dan membakar semangat rakyat untuk memperjuangkan kemerdekaan. Gagasan populer beliau melalui surat kabar Sin Tit Po sejak 1929 adalah: "Indische Burgerschap (kewarganegaraan Hindia) yang harus menjadi Indonesierschap (kewarganegaraan Indonesia)". Pada 25 September 1932 di Surabaya, Liem Koen Hian mendirikan Partai Tionghoa Indonesia (PTI) yang memiliki tujuan menyadarkan orang-orang keturunan Tionghoa di Hindia Belanda untuk ikut terlibat mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia. Di tahun 1935 PTI berhasil mendapatkan 1 kursi di Volksraad. Dalam perjuangannya, Liem Koen Hian berkawan dekat dengan Abdurrahman Baswedan, pendiri Partai Arab Indonesia (PAI). Mereka sempat mengadakan aksi multirasial Bumiputera, Arab dan Tionghoa untuk memboikot turnamen sepakbola yang diadakan oleh pemerintah kolonial dan mengadakan turnamen tandingan. Ketika Liem Koen Hian dipenjarakan dengan tuduhan merusuh, beliau mendapatkan pembelaan dari M. H. Thamrin dan H. Agus Salim hingga akhirnya dibebaskan. Saat penjajah Jepang datang, beliau aktif mempropagandakan gerakan anti Jepang, hingga kembali dipenjarakan. Liem Koen Hian kemudian tercatat menjadi salah satu anggota BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia), dan menjadi anggota delegasi RI pada Perjanjian Renville. Liem Koen Hian wafat dan dimakamkan di Medan pada 4 November 1952. Itulah kisah Tokoh Kita kali ini, nantikan kisah dari tokoh-tokoh lainnya yang akan dibagikan di media sosial KPU Kab. Temanggung #kpu #komisipemilihanumum #kputemanggung #tokohkita #demokrasi #sejarah #liemkoenhian #partaitionghoaindonesia #pergerakannasional #kebangkitannasional

Populer

Tokoh Kita : Mr. R. Achmad Soebardjo

Tokoh Kita : Soegondo Djojopoespito