Opini

Interaksi Media Serta Pengaruhnya Pada Konstelasi Politik Nasional

Interaksi Media Serta Pengaruhnya Pada Konstelasi Politik Nasional

Oleh
Yulian Wahyu Aji, S.H.
PPK Kaloran divisi Hukum dan Pengawasan


Pemilihan kepala daerah adalah sebuah momentum 5 tahunan yang menjadi tonggak harapan besar bagi banyak masyarakat terhadap kemajuan suatu wilayah baik tingkat provinsi maupun kabupaten atau kota. Kemajuan dalam hal peningkatan IPM, peningkatan angka kesejahteraan masyarakat, menurunya angka kemiskinan, terbukanya lapangan kerja yang luas, serta banyak harapan harapan indah lainnya.
Namun, acapkali dari sekumpulan harapan yang terangkum tersebut tiba-tiba saja bisa pupus dengan terpilihnya pemimpin yang menggunakan cara-cara upnormal dalam sebuah konstelasi politik kepala daerah. Money politic, black campaign maupun hate speech juga masih menjadi sesuatu yang dinormalisasi oleh masyarakat hari ini. Jika berkaca pada tiap kontestasi 5 tahunan di negeri ini maka hal-hal tersebut teramat lazim dilakukan bahkan tanpa "tedheng aling-aling" jika menyerap makna dalam bahasa Jawa yang berarti tanpa rasa malu sama sekali.


Hal-hal tersebut terus menerus tumbuh, berkembang dan menjadi hal lazim karena memang terbentuknya budaya masyarakat kita yang cenderung "butuh" dengan hal-hal demikian. Selain itu, jika menyoroti black campaign dan hate speech maka peran yang paling besar ada pada media sosial, dimana hari ini media sosial menjadi sebuah platform untuk kampanye mempromosikan calon pemimpin dengan mudah, murah dan efisien, namun dengan aksesibilitas yang mudah ini pun dapat memicu terpecah belahnya persatuan dan kesatuan lokal maupun regional kita. Mengapa demikian? Pola media sosial yang menggunakan pola interaksi komunikasi menjadikan siapa saja yang membaca, melihat dan menonton apa yang kita post sangat mudah untuk diberikan reaction, dari sinilah kemudian oknum oknum yang kurang bahkan tidak suka dengan mudahnya memberikan tanggapan negatif dan provokatif yang kemudian memicu terjadinya perpecahan di media sosial yang bukan tidak mungkin akan membuat perpecahan ini berlanjut di dunia nyata bukan hanya dunia maya saja.


Lalu, sebagai pemilih pemula  yang hari ini cukup mendominasi jumlah pemilih mustinya bisa menjadi check and balance dalam proses demokrasi ini, melihat peran media sosial yang cukup pesat ini pemilih pemula dan pemilih Gen - Z memegang peran penting dalam menjaga kondusifitas masyarakat entah di dunia nyata maupun dunia maya dengan menjadi :

  1. Pemilih yang bijak.
  2. Tidak mudah terprovokasi.
  3. Memahami betul seluk-beluk dunia politik, mengikuti kegiatan pendidikan politik.
  4. Memahami etika komunikasi.
  5. Memahami karakteristik budaya bangsa Indonesia.
  6. Mengimplementasikan makna Gotong Royong yang dicetuskan para pendahulu bangsa dengan sepenuhnya.
  7. Menjadi controller dalam pada media sosial.
  8. Melaksanakan dengan sadar peraturan perundang-undangan tentang pemilihan di Indonesia.
  9. Peningkatan pemahaman SDM tentang impact hate speech, money politic, hoax, black campaign dll.
  10. Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya kebersamaan suksesi pemilihan.

Jika hal-hal itu terlaksana dengan baik, bukan tidak mungkin bangsa kita akan menjadi bangsa yang memiliki pemimpin yang lahir betul-betul dari suara masyarakat bukan semata-mata dari hasil intrik-intrik politik yang kemudian menjadikan masyarakat sebagai korban dari konstelasi itu sendiri.


Seperti yang kita tau bahwa juga dalam berjalannya pesta demokrasi hari ini memang media sosial betul-betul menjadi salah satu wadah yang cukup ampuh dan efektif dalam hal kampanye, maka sebagaimana poin yang terurai di atas seluruh elemen masyarakat juga memiliki perannya masing-masing, baik pemilih pemula, pemilih Gen - Z, milenial, penyelenggara, pengawas, TNI, Polri bahkan pemerintah sekalipun memiliki peran vitalnya masing-masing guna kondusifitas dari proses pelaksanaan pemilihan tersebut.


Oleh karena itu, mari sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki mimpi besar kemajuan bangsa, yang gandrung akan kemakmuran, gandrung akan kejayaan kita bisa memulai dari hal-hal kecil dengan menjadi pemilih yang satu atau dua langkah lebih cerdas dibandingkan dengan sebelumnya serta senantiasa meninggalkan hal negatif dalam pemilihan yang terkesan dinormalisasi, karena pemilihan yang baik tercipta bukan hanya dari penyelenggara yang baik, tapi juga bersumber dari pemilih yang berintegritas.


Mari, 27 November 2024 datang ke TPS untuk memberikan apa yang musti kita berikan. Ingat, keberlangsungan hidup bangsa, negera serta wilayah ini ada di tangan kita semua.

Nama         : Yulian Wahyu Aji
Alamat       : Bugen RT?RW 003/003, Geblog, Kaloran, Temanggung
Instagram  : yulianwa_

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 663 kali